SELAMAT DATANG DI ALAN KPR

Sabtu, 07 September 2013




Nasabah BNI Emerald Dapat Layanan Heli Taxi





K
OM
PAS/PRIYOMBODO Direktur Utama Bank BNI Gatot Suwondo


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) kian agresif menjaring nasabah kaya. Salah satu caranya, dengan mengiming-imingi layanan heli taxi.
Layanan heli taxi adalah layanan helikopter khusus yang akan mengantarkan nasabah kaya dari Emerald Lounge (tempat rapat mewah di kantor BNI secara gratis) menuju bandara di Indonesia.

Di layanan ini, nasabah akan mendapat layanan prima. Direktur Utama BNI Gatot Suwondo menjelaskan kebutuhan nasabah kaya akan semakin kompleks. Waktu adalah hal yang sangat berharga bagi mereka.
"Kemacetan lalu lintas di ibu kota bukan lagi halangan bagi nasabah BNI Emerald (sebutan untuk nasabah kaya) khususnya bagi mereka yang sering bepergian ke bandara, baik untuk urusan bisnis maupun pribadi," kata Gatot di Jakarta, Minggu (16/9/2012).

Hingga saat ini, BNI memiliki Emerald Lounge di kantor pusat BNI Sudirman lantai 32, Plaza Indonesia, Pluit, Kelapa Gading dan Gandaria City.

Di ruangan tersebut, nasabah bisa melakukan rapat baik terkait perusahaan atau urusan pribadi, bisa mendapat layanan keuangan secara khusus atau hal-hal yang terkait bisnis dari nasabah.
Layanan BNI Emerald sudah memiliki 25 outlet Emerald di seluruh Indonesia, 6 Emerald Lounge, layanan khusus di 912  kantor cabang, dan 348 kantor kas BNI di Indonesia, serta 5 kantor cabang BNI di luar negeri (Singapura, Hongkong, Tokyo, New York dan London).

"Sebelum menuju bandara, nasabah bisa melakukan city check-in di ruangan BNI Emerald (check in via website, sehingga tidak antre di bandara). Di ruangan tersebut telah difasilitasi wifi gratis. Setelah itu langsung diantar ke bandara tanpa macet," tambahnya.

Layanan tersebut memang ditujukan untuk menambah jumlah nasabah kaya bagi perseroan. Hingga akhir tahun 2012, BNI menargetkan bisa mendapat 11.000 rekening nasabah kaya, naik 23 persen dibanding pencapaian di 2011.

Selain memberikan layanan heli taxi, BNI juga memberikan layanan kepada nasabah kaya berupa peluncuran dua kartu kredit terbaru yaitu BNI Super Premium Service dan Kartu Kredit BNI Visa Infinite.
Khusus pemilik kartu BNI Super Premium Service adalah nasabah yang bisa menggunakan layanan heli taxi.
Dengan BNI Super Premium Service, nasabah mendapatkan harga khusus dalam penggunaan Heli Taxi dan mendapatkan free airport handling.

Sementara pemilik kartu kredit BNI Visa Infinite adalah kartu kredit yang diperuntukkan khusus bagi nasabah BNI Emerald dengan dana kelolaan minimal Rp 1 miliar.
Pemilik kartu ini akan mendapat keanggotaan priority pass, welcome gift, renewal gift, Double reward points pada GFF (Garuda Frequent Flyer) serta Kris Flyer Miles, dan Travel Insurance.
Nasabah individu BNI di segmen High Net Worth dan Affluent menguasai portfolio lebih dari 60 persen dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) di BNI.

Hingga akhir September 2011, portofolio dana BNI Emerald tumbuh sebesar 16 persen dibanding posisi akhir Desember 2010.

"Tahun ini kami menargetkan dana kelolaan bisa tumbuh hingga 25 persen. Saat ini kami juga memiliki hampir 200 nasabah high ultra individual (nasabah kaya). Target hingga akhir tahun semoga bisa menjadi 300 nasabah kaya," tambahnya.
Editor :
Benny N Joewono



Mulai Bulan Juni sudah diberlakukan DP 30% dengan ketentuan sbb:


pembelian rumah dengan luas bangunan >= 70meter DP min 30%
pembelian rumah dengan luas bangunan < 70meter DP min 20%





SUKU BUNGA KPR BNI 2013


Suku Bunga KPR BNI tahun 2013 - BNI Griya Bunga Cantik 2013



Berikut saya informasikan suku bunga KPR BNI tahun 2013

Program "BNI GRIYA BUNGA CANTIK 2013"

*Pembelian rumah baru (reveloper kerjasama)
pinjaman 250jt-500jt suku bunga 7,49% fix 2 tahun pertama
pinjaman >500jt suku bunga 6,99% fix 2 tahun pertama

*pembelian rumah second
pinjaman >250jt suku bunga 8,99% fix 2 tahun pertama

ketentuan:
- jangka waktu pinjaman minimal 10 tahun, suku bunga fix 2 tahun pertama
- jangka waktu pinjaman minimal 5 tahun, suku bunga fix 1 tahun pertama\\


HONGKONG, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mendapat penghargaan dari AsiaMoney sebagai penyedia layanan cash management perbankan. Tidak hanya satu, BNI langsung menyabet 7 penghargaan sekaligus.
Direktur Business Banking BNI Krishna R Suparto menjelaskan persaingan bisnis perbankan saat ini semakin sengit di tengah semakin tipisnya pendapatan bank dari marjin bunga.
Layanan cash management mulai menjadi perhatian sebagai sumber pendapatan baru yang memberikan nilai tambah dari pengendapan dana dan komisi (fee based income).

"Hal itu menempatkan layanan cash management menjadi jantung dari layanan perbankan utama saat ini," kata Krishna di Hongkong, Kamis (27/9/2012).
Salah satu hasil polling (survei) yang dilaksanakan majalah AsiaMoney pada Mei - Juni 2012 menunjukkan bahwa pada segmen bisnis inilah, BNI muncul sebagai bank penyedia layanan Cash Management terbaik di Indonesia untuk tahun 2012.

Menurut Krishna, pendapatan bank nasional dari marjin bunga kini sudah semakin tipis. Sehingga perbankan butuh inovasi layanan yang dapat memberikan nilai tambah kepada nasabah dalam membantu operasional keuangan, dan sekaligus memberikan sumber pendapatan lain yang berbasis komisi.
"Atas dasar itulah, BNI serius membangun layanan cash management sejak akhir 2009," tambahnya.
BNI diakui terbaik pada tujuh kategori. Penghargaan yang diraih BNI itu adalah The Best Local Cash Management Bank in Indonesia for Large Companies, The Best Local Cash Management Bank in Indonesia for Medium Companies dan The Best Local Cash Management Bank in Indonesia for Small Companies.

Selain itu, BNI juga merebut kategori The Best Overral Domestic Cash Management Service for Large Companies dan The Best Overral Domestic Cash Management Service for Medium Companies.
Dua penghargaan lainnya adalah The Best Overall Cross Border Management Service for Large Companies dan The Best Overall Cross Border Management Service  for Medium Companies.
General Manager Divisi Transactional Banking Services BNI Iwan Kamaruddin menegaskan, dengan penghargaan tersebut, BNI semakin percaya diri untuk memperkuat layanan cash management tersebut demi peningkatan layanan pada nasabah.

Sekadar informasi, hingga 31 Agustus 2012, dana pihak ketiga institusi yang dikelola BNI mencapai Rp 55,9 triliun atau naik 32,15 persen di atas perolehan pada periode yang sama tahun 2011, sebesar Rp 42,3 triliun.
Kepercayaan terhadap layanan cash management  BNI juga semakin meningkat dengan tumbuhnya jumlah nasabah pengguna fasilitas itu. Hingga 31 Agustus 2012, jumlah institusi yang mempercayakan dananya dalam layanan cash management BNI mencapai 155 ribu nasabah, atau meningkat 8,39 persen dibandingkan jumlah nasabah hingga 31 Agustus 2011, yang mencapai 143 ribu institusi.

"Dengan jumlah nasabah sebesar itu, volume transaksi elektronik mencapai 550  juta transaksi. Kami akan terus mengembangkan fitur dan kapabilitasnya. Investasi teknologi informasi pada tahun 2012 yang digunakan  untuk mendukung pengembangan IT, termasuk pada layanan cash management, mencapai di atas Rp 1 triliun. Itu semata-mata agar kepuasan pelanggan dapat ditingkatkan," tambah Iwan.
BNI diunggulkan dalam layanan cash management karena terus meragamkan fitur-fitur unggulannya. Fitur layanan cash management BNI antara lain BNIDirect (Internet Banking), Virtual Account, Student Payment Center untuk Perguruan Tinggi, Corporate Billing, Account Pooling dan Supply Chain Management dan baru-baru ini meluncurkan e-tax.




VIVAnews - Direktur Konsumer dan Ritel PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Darmadi Sutanto, menyatakan bahwa pencapaian pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) pada awal 2013 meleset 30 persen dari target.

"KPR sampai Februari net growth-nya Rp700 miliar, target di awal sebenarnya Rp1 triliun," ujar Darmadi di Jakarta, Kamis 28 Maret 2013.

Menurut Darmadi, hasil ini memang masih di bawah target. Alasannya adalah fenomena tahunan, karena pada Januari dan Februari banyak surat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) baru yang belum selesai. "Januari dan Februari selalu lebih kecil," ujarnya.

Untuk perolehan nasabah KPR, ia menambahkan, masih didominasi permintaan kredit perumahan kelas menengah dengan pagu harga sekitar Rp300 juta. Namun, BNI juga ingin menyasar pangsa konsumen yang mengambil pagu harga Rp500 juta.

"Rp500 juta itu kami anggap yang lebih stabil, kapasitas juga ditingkatkan, karena di midle low itu harus diingatkan untuk bayar," kata Darmadi.

Meski menyadari bahwa sektor properti berpotensi terjadi fenomena penggelembungan (bubble), Darmadi meyakini bahwa indikasi yang ada masih menunjukkan gejala normal dan belum membahayakan.

Masalah utama yang harus diwaspadai, menurut Darmadi, justru ancaman yang muncul dari kondisi ekonomi global. "Kalau ada perlambatan ekonomi, pendapatan akan turun dan potensinya tidak bisa bayar," kata Darmadi.

Pada 2012, BNI menyalurkan KPR sebesar Rp25,3 triliun. Sementara itu, pada 2011, KPR yang disalurkan sekitar Rp15,18 triliun. (art)